Sejarah
Mobil
 listrik populer pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika
 listrik masih dipilih sebagai penggerak utama pada kendaraan. Hal ini 
disebabkan karena mobil listrik menawarkan kenyamanan dan pengoperasian 
yang mudah yang tidak dapat dicapai oleh kendaraan-kendaraan bermesin 
bensin saat itu.
Perkembangan
 teknologi pembakaran dalam yang semakin maju, terutama di starter 
listriknya, lambat laun mengurangi popularitas mobil listrik. Hal ini 
ditambah dengan kemampuan mobil bensin dapat menempuh jarak yang lebih 
jauh, pengisiasn bensin yang lebih cepat, dan infrastruktur pengisian 
semakin bertambah, ditambah dengan sistem produksi massal yang 
diterapkan oleh Ford Motor Company, membuat harga mobil bensin turun 
drastis sampai setengah harga mobil listrik. 
Mobil
 listrik pun menjadi semakin tidak populer, dan secara total menghilang 
dari pasaran, terutama di pasaran gemuk seperti Amerika Serikat, pada 
tahun 1930-an. Bagaimanapun juga, pada tahun-tahun belakangan ini, 
semakin banyak orang yang sadar akan dampak lingkungan yang ditimbulkan 
oleh mobil berbahan bakar bensin, ditambah harga bensin yang mahal dan 
terus naik, membuat mobil listrik kembali diminati. Mobil listrik jauh 
lebih ramah lingkungan dari mobil bensin, biaya perawatan lebih murah, 
ditambah teknologi baterai yang semakin maju. Kekurangannya adalah harga
 mobil listrik saat ini masih mahal. Mobil listrik saat ini mulai 
mendapatkan lagi popularitasnya di beberapa negara di dunia setelah 
sekian lama menghilang.
1890-an sampai 1900-an: Awal sejarah
Sebelum
 masanya mesin pembakaran dalam, mobil listrik telah memegang banyak 
rekor kecepatan dan jarak. Di antara semua rekor ini, salah satu yang 
paling terkenal adalah pemecahan rekor kecepatan 100 km/h (62 mph) oleh 
Camille Jenatzy pada tanggal 29 April 1899. 
Ia
 menggunakan kendaraannya yang berbentuk roket Jamais Contente, dengan 
kecepatan maksimal 105.88 km/h (65.79 mph). Sebelum tahun 1920-an, mobil
 listrik bersaing ketat dengan mobil berbahan bakar bensin.
Dimulai
 pada tahun 1896 untuk mengatasi masalah infrastruktur pengisian yang 
kurang, sebuah jasa pelayanan penggantian baterai dimulai oleh 
perusahaan Hartford Electric Light Company untuk truk listrik. 
Pemilik
 kendaraan membeli kendaraannya dari General Electric Company (GVC) 
tanpa baterai dan membeli baterainya di Hartford Electric dengan sistem 
baterai yang dapat diganti-ganti. Pemilik kendaraan akan dikenai biaya 
servis bulanan dan biaya perjalanan per milnya untuk biaya perawatan 
truknya. Jasa pelayanan ini tersedia pada tahun 1910 sampai 1924 dan 
menempuh total jarak sekitar 6 juta mil. 
Pada
 tahun 1917, sebuah perusahaan di Chicago menjalankan servis pelayanan 
serupa untuk pemilik mobil Milburn Light Electric yang juga membeli 
kendaraannya tanpa baterainya.
Pada
 tahun 1897, mobil listrik mulai dipakai sebagai kendaraan komersial di 
Amerika Serikat sebagai armada taksi listrik New York City, taksi ini 
dibuat oleh Electric Carriage dan Wagon Company Philadelphia. 
Mobil-mobil listrik di Amerika Serikat diproduksi oleh Anthony Electric,
 Baker, Columbia, Anderson, Fritchle, Studebaker, Riker, Milburn, dan 
beberapa perusahaan lainnya di awal abad ke-20.
Meskipun
 memiliki kecepatan yang rendah, tapi mobil listrik memiliki banyak 
kelebihan dibandingkan kompetitornya di awal 1900-an. Mobil listrik 
tidak menimbulkan getaran, mobil listrik juga tidak mengeluarkan gas 
buang yang berbau, dan tidak berisik bila dibandingkan dengan mobil 
bensin. Selain itu, mobil listrik tidak memerlukan perpindahan gigi, 
dimana pada mobil bensin hal inilah yang menjadi penghambat besar dalam 
mengemudikannya. Mobil listrik pada masa itu juga digunakan oleh 
orang-orang kaya yang menggunakannya sebagai mobil kota, sehingga 
keterbatasan jarak bukanlah hambatan besar. Kelebihan lainnya, mobil 
listrik juga tidak membutuhkan usaha keras untuk menyalakannya, tidak 
seperti mobil bensin yang membutuhkan tuas tangan untuk menyalakan 
mobilnya. Mobil listrik pada masa itu dianggap sebagai mobil yang cocok 
untuk pengemudi wanita karena kemudahan dalam mengoperasikannya.
Pada
 tahun 1911, New York Times menyatakan bahwa mobil listrik adalah 
kendaraan "ideal" karena lebih bersih, lebih senyap, dan lebih hemat 
daripada mobil bensin.[25]
1990-an sampai sekarang: Kembalinya minat publik
Krisis
 energi pada tahun 1970-an dan 1980-an menimbulkan kembalinya minat 
masyarakat akan mobil listrik. Pada awal 1990-an, California Air 
Resources Board (CARB) mulai menekan para pabrikan otomotif untuk mulai 
membuat mobil yang efisien dalam bahan bakar, rendah emisi, dengan 
tujuan akhirnya adalah membuat kendaraan emisi nol seperti kendaraan 
listrik.
Sebagai
 respons, beberapa pabrikan mencoba membuat mobil listrik mereka 
masing-masing, seperti Chrysler TEVan, truk pikap Ford Ranger EV, GM 
EV1, pikap S10 EV, hatchback Honda EV Plus, miniwagon Altra EV, dan 
Toyota RAV4 EV. Mobil-mobil ini akhirnya ditarik peredarannya di pasar 
Amerika Serikat.
Resesi
 ekonomi global pada akhir tahun 2000-an membuat banyak produsen 
otomotif dunia meninggalkan mobil-mobil SUV yang besar dan boros, dan 
beralih ke mobil-mobil kecil, hibrida, dan mobil listrik. Perusahaan 
otomotif asal California, Tesla Motors, memulai pengembangan Tesla 
Roadster pada tahun 2004, dan kemudian diluncurkan ke publik pada tahun 
2008. Sampai bulan Januari 2011, Tesla telah berhasil menjual 1.500 unit
 Roadster di 31 negara.
| Tesla Roadster | 
Mitsubishi
 i MiEV diluncurkan untuk penggunaan armada di Jepang bulan Juli 2009, 
dan mulai dijual pada perseorangan pada bulan April 2010. i Miev mulai 
dijual di Hong Kong bulan Mei 2010, dan Australia mulai Juli 2010.
![]()  | 
| Mitsubishi i MiEV | 
Penjualan
 Nissan Leaf di Jepang dan Amerika Serikat dimulai pada bulan Desember 
2010, meskipun di awal peluncurannya hanya tersedia di beberapa kawasan 
saja dengan jumlah yang terbatas pula. Sampai bulan September 2011, 
mobil-mobil listrik yang dijual di pasaran adalah REVAi, Buddy, Citroën 
C1 ev'ie, Transit Connect Electric, Mercedes-Benz Vito E-Cell, Smart ED,
 dan Wheego Whip LiFe.
Pengisian baterai
Baterai mobil listrik haruslah secara rutin diisi ulang.
Tidak
 seperti mobil berbahan bakar bensin, mobil listrik dapat diisi 
baterainya dari stop kontak yang ada di rumah, tanpa perlu pergi ke 
stasiun pengisian tertentu. Pengisian baterai juga dapat dilakukan di 
stasiun pengisian yang ada di jalan atau toko yang menyediakannya.
Listrik
 yang digunakan untuk mengisi baterai mobil listrik dihasilkan dari 
banyak sumber; seperti batu bara, hidroelektrisitas, nuklir atau tenaga 
lainnya. Sumber tenaga terbaharukan seperti sel surya (PLTS), mikro 
hidro, tenaga arus laut, tenaga panas bumi atau angin juga dapat 
digunakan.
Perkembangan Mobil Listrik Di Indonesia
Indonesia
 tidak ketinggalan mengambil bagian dalam memproduksi mobil listrik. 
Walaupun masih berupa ujicoba, mobil listrik buatan anak bangsa cukup 
menjanjikan. Saat ini telah ada 2 model yang diketahui, yaitu Mobil 
listik Ahmadi dan Tucuxi.
| Mobil Listrik Tuxuci | 
![]()  | 
| Mobil Listrik Ahmadi | 
Tanggal
 6 Mei 2014 ITS menorehkan rekor mobil listrik untuk dalam negeri dengan
 rincian jarak tempuh total 800 km, kecepatan rata-rata 120-130 km/jam 
serta setiap 8 jam dilakukan pengisian ulang selama 3 jam. Rute yang 
ditempuh adalah 
Jakarta–Bandung–Tasikmalaya–Purwokerto–Jogjakarta–Madiun–Surabaya.



